Alamsyah Fokus Sukseskan PORWADA II Kaltara
Hingga Tuntas Masa Jabatan SIWO PWI Nunukan

NUNUKAN – Di tengah dorongan agar maju sebagai calon Ketua KONI Nunukan, Ketua SIWO PWI Kabupaten Nunukan, Alamsyah, memilih fokus menyukseskan Pekan Olahraga Wartawan Daerah (PORWADA) II Kalimantan Utara tahun 2026. Ia menegaskan bahwa tanggung jawab sebagai tuan rumah adalah prioritas utama yang harus dijalankan secara maksimal.
Penetapan Nunukan sebagai tuan rumah PORWADA II dilakukan dalam Rakerda SIWO PWI Kaltara. Sejak itu, Alamsyah langsung mengambil komitmen penuh untuk mempersiapkan penyelenggaraan yang tidak hanya sukses secara teknis, tetapi juga bermakna secara organisasi dan pembinaan atlet wartawan.
Menurutnya, PORWADA bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan momentum edukatif untuk membangun sportivitas, solidaritas, dan profesionalitas di kalangan jurnalis. Ia ingin wartawan tampil sebagai figur publik yang sehat, produktif, dan berintegritas, baik di lapangan maupun dalam pemberitaan.
Alamsyah dan tim SIWO PWI Nunukan kini mulai mempersiapkan atlet dari sisi fisik dan mental. Ia menekankan pentingnya pembinaan berkelanjutan agar wartawan-atlet mampu bersaing secara sehat dan membawa nama baik daerah di tingkat provinsi.
Di tengah euforia politik olahraga, Alamsyah memilih menyelesaikan masa jabatannya sesuai periodesasi. Ia menolak ambisi instan dan menegaskan bahwa kepemimpinan harus dijalankan dengan tanggung jawab penuh, bukan sekadar mengejar posisi baru.
Baginya, organisasi harus ditinggalkan dalam kondisi siap dan stabil. Ia tidak ingin meninggalkan beban atau ketidaksiapan kepada pengurus berikutnya, terutama menjelang event besar seperti PORWADA II yang membutuhkan konsolidasi dan kerja tim.
“Saya percaya, seorang pemimpin sejati harus menyelesaikan tugasnya dengan tuntas sebelum melangkah ke tanggung jawab yang lebih besar,” tegasnya. Sikap ini mencerminkan kedewasaan berpikir dan komitmen terhadap proses organisasi yang sehat.
Alamsyah juga berharap agar Musorkab KONI Nunukan berjalan demokratis dan menghasilkan pemimpin yang mampu memersatukan semua cabang olahraga. Ia menolak adanya sekat-sekat kelompok dan mendorong sinergi lintas cabang demi kemajuan bersama.
Menurutnya, KONI bukan sekadar wadah administratif, tetapi ruang kolaboratif yang harus memberi perhatian merata kepada semua cabang olahraga, termasuk yang selama ini kurang dikenal. Popularitas bukan satu-satunya ukuran, potensi harus digali dari semua sisi.
Nunukan memiliki potensi besar di bidang olahraga, baik dari sisi sumber daya manusia maupun semangat komunitas. Namun, potensi ini hanya bisa berkembang jika dipimpin oleh figur yang visioner, inklusif, dan mampu menggerakkan seluruh elemen.
Alamsyah menutup pernyataannya dengan harapan agar siapapun yang terpilih nanti mampu menjaga semangat kebersamaan dan menjadikan KONI sebagai rumah besar olahraga Nunukan. Ia sendiri tetap berkomitmen menyelesaikan amanahnya di SIWO hingga tuntas.
Sikap Alamsyah menjadi pelajaran penting bagi dunia olahraga dan organisasi: bahwa kepemimpinan bukan soal ambisi pribadi, melainkan soal tanggung jawab, proses, dan keberlanjutan. Sebuah contoh nyata bahwa integritas lebih penting daripada posisi. (prabu)