ALAMSYAH, satukaltara.com
Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mencatatkan ketahanan ekonomi yang impresif pada September 2025. Data dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara menunjukkan daerah ini berhasil menjaga stabilitas harga dengan mencatat deflasi bulanan, sementara aktivitas investasi di sektor perbankan mengalami lonjakan luar biasa.
Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan 3 (tiga) kabupaten/kota Kaltara mengalami deflasi sebesar -0,01% secara bulanan (month-to-month). Namun, secara tahunan (year-on-year), inflasi Kaltara berada di angka 2,32%, menjadikannya berada dalam target inflasi nasional (2,50\pm1%) dan lebih rendah dari capaian nasional.
Deflasi mtm terutama disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, khususnya penurunan harga pada Ikan Layang dan Bawang Merah. Kenaikan hasil tangkapan nelayan akibat cuaca kondusif serta masuknya musim panen di daerah penghasil berhasil menjaga pasokan kedua komoditas tersebut.
Selain itu, penurunan harga angkutan udara di Kelompok Transportasi juga turut berkontribusi. Di sisi lain, perbankan Kaltara menunjukkan performa yang moncer sebagai indikator utama pertumbuhan ekonomi.
Kredit/pembiayaan tercatat tumbuh sangat kuat sebesar 55,67% (yoy). Lonjakan ini didorong oleh Kredit Investasi yang melesat hingga 131,75% (yoy), mengindikasikan tingginya minat dan realisasi proyek di Kaltara.
Sektor Industri Pengolahan menjadi penyumbang terbesar penyaluran kredit dengan pertumbuhan 153,85%. Risiko kredit juga tetap terkendali dengan rasio NPL (kredit bermasalah) yang sangat rendah, hanya 0,95% (gross).
Untuk menjaga stabilitas harga ke depan, TPID Kaltara memperkuat sinergi melalui framework 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).
Upaya konkret termasuk pelaksanaan 87 kegiatan Pasar Murah dan fasilitasi Kerjasama Antar Daerah (KAD), seperti realisasi KAD Bawang Merah 2 ton antara Kota Tarakan dengan Kabupaten Enrekang.
Optimisme masyarakat Kaltara turut menopang stabilitas. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di level optimis 116,13, mengindikasikan daya beli masyarakat yang terjaga dan prospek ekonomi ke depan yang positif.
Selain itu, adopsi digitalisasi semakin pesat, tercermin dari nilai transaksi BI-Fast yang tumbuh signifikan 67,10% (yoy), sejalan dengan bertambahnya pengguna QRIS di wilayah ini. (*)